Ulat Bulu


    A.    Pengertian Ulat Bulu
Ulat bulu merupakan bagian larva yang termasuk ordo Lepidoptera. Sebagian besar hewan ini mengkonsumsi tumbuhan (herbivora) dan serangga. Hewan berbulu yang membuat tubuh kita gatal-gatal jika menyentuhnya ini merupakan hewan yang rakus. Dilihat dari Etimologi Ulat Bulu ini berasal dari awal abad 16, nama ulat bulu atau caterpillars itu sendiri diambil dari bahasa Negara Prancis lama yaitu catepelose yang berarti kucing (cattus: bahasa Latin) dan pelose yang artinya bulu.
Nama ulat bulu bukan hanya itu saja, hewan yang sedang menyerang beberapa daerah indonesia ini mempunyai nama lain disebut dengan geometrids atau inchworms. Nama tersebut diberikan kepada ulat bulu karena tingkahnya yang seolah-olah bergerak mengukur bumi. Ulat bulu ini mempunyai tubuh yang lunak dan ternyata bulu-bulu yang membuat kita gatal saat  menyentuhnya itu bisa tumbuh dengan cukup cepat.
Untuk memudahkan ulat bulu ini menjelajahi bumi atau melakukan serangan ulat bulu di bumi, hewan satu ini dibekali warna yang agak buram menyerupai warna daun yang mereka makan. Namun tidak semua ulat bulu mempunyai warna buram, ada beberapa dari hewan berbulu penghasil sutra ini yang mempunyai warna mencolok yang indah 
B.     Penyebab Serangan Ulat Bulu
Perubahan ekosistem menyebabkan hilangnya faktor keseimbangan alami untuk sementara waktu. Sebagai suatu sistem, alam juga memiliki komponen-komponen yang menciptakan keseimbangan. Saat salah satu komponen mengalami gangguan, keseimbangan itu akan terganggu. Begitu juga dengan yang terjadi dengan famili Limantriidae (ulat bulu). Ulat bulu masih termasuk dalam ekosistem lingkungan yang selalu ada yakni, siklus metamorfosa kupu-kupu dari telur, menjadi ulat lalu kepompong, akhirnya menjadi kupu-kupu. Beberapa penyebab serangan ulat bulu:
1.      Populasi Predator Ulat Bulu Berkurang, Ulat bulu yang biasanyan dimakan oleh musuh alami atau predator ulat bulu, namun karena populasi predator berkurang, maka ulatnya jadi merebah. Saat ini banyak hutan yang beralih fungsi menjadi kebun sawit atau peruntukan lain sehingga predator alami ulat bulu pindah ke habitat lain, sehingga proses rantai makanan tidak dapat berjalan dengan baik lagi.
2.      Faktor manusia yang merusak keseimbangan alam juga dapat menjadi penyebabnya. Predator alami atau burung-burung yang menjadi pemakan ulat bulu telah jauh berkurang karena diburu oleh manusia.
3.      Gejala perubahan iklim yang ekstrem di satu sisi akan mempercepat siklus hidup ulat bulu, sementara di sisi lain menghambat perkembangbiakan musuh alaminya.

C.    Dampak Serangan Ulat Bulu
1.      Penghuni rumah banyak yang terpaksa mengungsi ke rumah familinya karena dihantui rasa takut menyusul serangan ulat bulu. Selain takut juga merasa jijik melihat banyaknya ulat bulu di pohon-pohon pekarangan rumah.
2.      Menimbulkan rasa gatal dan rasa panas jika menempel pada kulit. Namun, hal itu tidak menimbulkan dampak kesehatan yang sangat mengganggu. Rasa panas yang ditimbulkan juga disebabkan salah satu dari jenis ulat bulu yang ditemukan termasuk jenis ulat bulu api. Masyarakat  dianjurkan untuk menghindari kontak langsung dengan ulat bulu serta  menutup makanan, minuman dan membersihkan lingkungan.
3.      Merusak tanaman-tanaman (mangga, alpukat, dll) sehingga banyak tanaman yang daunnya habis dimakanan dan ada juga yang mati.

D.    Pencegahan Perluasan Ulat Bulu
Untuk mencegah semakin meluasnya populasi ulat bulu, penduduk untuk rutin membersihkan lingkungannya. Caranya, dengan membersihkan daun-daun kering dan membenamkan sampah ke dalam tanah sedalam minimal 50 sentimeter. Juga memangkas ilalang yang tumbuh liar di sekitar tempat tinggal sehingga tidak menjadi tempat berkembangbiaknya ulat bulu. Membasmi ulat bulu tidak bisa hanya mengandalkan penyemprotan. Apalagi, bahan yang terkandung itu merupakan bahan kimia. Yang utama peran masyarakat. Galakkan kerja bakti dan membersihkan lingkungannnya masing-masing.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

menurut konsep metamorfosis sempurna, ulat kan nantinya akan berubah jadi kupu-kupu yang cantik....
Kalo ulatnya dibasmi masal begitu, bagaimana nanti kelangsungan hidupnya?? apa ndak punah???
bagaimana cara menyeimbangkannya???

Posting Komentar